Usut punya usut , problem utama mesinnya adalah air radiator seringkali bocor ke dalam silinder setelah mesinnya dilakukan bore up. History mesinnya , spec awal memakai kit TDR, tetapi karena mungkin masa inreyen belum optimal, saat di geber mentok di bypass krian piston macet di tengah jalan. Gagal sekali. Dibenahin ulang ke bengkel lain, diganti dengan piston suzuki satria FU, tidak lama problem sekarang mulai muncul, padahal belum sempat digeber jauh. Ternyata setelah ditelaah , waduh… karuan saja bocor, ternyata pakingnya ga cocok! Lha wong paking head nya dicomot dari yamaha vixion dan hanya di gunting menyesuaikan lubang blok selebar 62mm… T_T
Lain hal nya jika dibikin dari bahan paking mobil dengan pinggiran tembaga / alumunium dicetakkan ke RAJAWALI PAKING di bilangan kedungdoro, dijamin ga rembes boss,,, mau sampe bore up piston honda tiger pun kita mampu! Hihi…
Okelah pertama niatnya ingin ngebenahin, tapi setelah ngobrol entah bagaimana kok beliau jadi pengen upgrade performa… Hahaha.. Selamat anda telah masuk ke bengkel RAT jagonya modifan Murah – Meriah – Kencang! ehm-ehm… pokoknya kita ga mau lah bikin orang susah : eh sudah jatuh kok malah ditimpa tangga, kan gitu istilahnya…
- Piston BORE UP mx special ala RAT ::
Setelah negosiasi budget , akhirnya disepakati mahar untuk restorasi mesin ini. Motor ditinggalkan pasrah di garasi RAT — sang empu pun pulang dan perlahan siluet nya menghilang di balik gerimis pagi. Dimulailah rapat meja bundar antara engineer RAT, karena kita ingin menciptakan mesin yang lebih dari 165 cc namun aman dipakai harian! Pertama analisa kerusakan, ternyata blok TDR yang dioversaiz pakai piston FU tadi liner hanya tersisa 2 milimeter!! Mau dibilang aman buat harian, kok ya ini sudah batas terakhir. Solusinya , kita ganti baru dengan blok bore up import Thailand yang seringkali dipakai RAT . Hehehe… Balik ke diameter piston lebih kecil daripada fu, keuntungan awal ketebalan liner lebih aman dipakai harian! kedua, clearances piston pada dinding liner sangat presisi karena didesain pabrikan canggih. ketiga, desain piston tipis dan ringan, dengan finishing permukaan piston mengkilat memperlambat pengerakan di permukaan piston, plus ekstra coakan klep yang cukup lebar dan dalam, belum ditambah jalur oli extra pada dinding piston, meminimalisir resiko piston macet meski digeber belasan ribu oleh CDI BRT POWER MAX. Intinya Blok ini no. 1 yang kita punya untuk bore up selama ini, jadi tidak masalah.
Disini serunya, trend RAT di tahun 2011 adalah selain biaya modifikasi harus bisa dibuat lebih murah, kita lagi suka-suka nya Stroke Up dan Bore up namun aliran Low Kompresi… Dengan menggeser big End pada daun kruk as sejauh 2 milimeter, langkah piston lebih menonjok 2 milimeter dan menghisap 2 milimeter lebih dalam. Stroke awal yang dikisaran 58mm, kini mendekati langkah piston tiger yang berada di 62 milimeter. Dikombinasi dengan lingkar piston 60 milimeter didapatkan volume silinder 175 cc! Dengan konfigurasi mesin OverStroke, dimana nilai langkah kruk as relatif lebih panjang dibanding diameter piston, memberikan karakter pengail TORSI besar di putaran mesin yang relatif rendah, kerja mesin tidak berat, dan cepat meraih tenaga yang diinginkan untuk melontarkan motor jauh… melejitt.. ngibriiittt…
- Blok bore up mx RAT
Inti dari stroke up adalah balance dan centerline! Karenanya pengerjaan ini membutuhkan kehati-hatian dan ketelitian ekstra tinggi, untuk menghasilkan kruk as yang kuat : tidak mudah melintir, atau bahkan patah. Juga tidak bergetar berlebih saat digeber di 10,000 RPM. Pokoknya kudu CIAMIK! Poros kruk as yang mengayun 1/1000 milimeter saja, dapat menyebabkan reduksi tenaga turun 1 HP, belum lagi getaran mesin berlebih! Aduhh dik… bisa mandul diatas jok hehehe… masalah conrod, tidak perlu diganti karena bawaan MX dirasa cukup aman dan kuat menahan beban kapasitas tinggi, bahkan sudah pernah dipraktekkan untuk mendayung piston scorpio pun setang MX terbukti kuat.
- antrian kruk as order STROKE UP
Pada cylinder head, kita tidak perlu mengganti pakai klep besar… LHO? Kenapa? Ya karena kembali ke budget tadi hehehe… namun itulah tantangannya. Dengan keterbatasan konfigurasi klep 19 mm pada inlet, dan 17 mm pada outlet, apa yang bisa kita perbuat supaya motor tidak cepat kehabisan nafas? Kalau disatukan, klep 19mm ini sama dengan klep 27mm pada konfigurasi head 2 klep. Belum pada bisa ngitung konversi klep 2 buah dimisalkan menjadi 1 buah klep? Aduh… hitung area luasan klep, misal klep 19 milimeter, luasan lingkar katubnya adalah 3,14 x 9,5 x 9,5 = 283,52. Hasil ini dikalikan 2 ( karena 2 klep ) didapat 567. Lalu untuk mendapat persamaan 1 klep, tinggal membalik proses, mencari diameter 1 klep, 567 / 3,14 = 180,59 , kemudian di akar kuadrat ketemu : 13,43 mm, ini masih jari-jari, kalau diameter ya berarti dikali 2 , ketemu 26,86 anggap saja pembulatan jadi 27mm. Hehehe.. gampang to.
Apa yang kita dapat dari data diameter klep yang 27 mm ini? Artinya rasio antara piston dengan klep in hanya 45 % dari diameter piston. Wah idealnya kan kalau buat performa tinggi itu 50 – 55 % dari diameter piston…? Hehehe.. kalau kita bikin beda , so what!? Bukannya mau keminter ngalahin graham bell, tapi emang iya mau punya cita-cita jadi graham bell nya Indonesia :p Ga perlu klep gede untuk bikin motor kencang! Ingat itu! Ambil aja contoh, mio yang bore up 155cc dengan piston 58,5 milimeter, dan diameter klep in cuma 23mm aja bisa kenceng, padahal kalau diukur, prosentasenya klep terhadap piston malah hanya 39 %. Tapi bukan lantas kita modifnya ngawur dan asal-asalan, aduh.. itu bukan RAT banget hehehe…
- silver series cam :: black series cam yamaha jupiter mx
Kompensasi diameter klep yang relatif kecil, kita ambilkan dari dinding porting — kita gerus agak besar seukuran 28 milimeter pada bagian pemasukan bahan-bakar, belum lagi pada area sekat yang ditipisikan layaknya pisau, masih ditambah pasokan udara disuplai oleh karburator Keihin PE dengan venturi 28 milimeter, memberi suplay hingga 10,500 RPM melalui intake manifold KTC. Seandainya di reamer menjadi 31 mm, pasti lebih Mantap! Perhitungan detail flow inilah pembantu nafas mesin agar tidak cepat ngos-ngosan.
Cylinder head sama- sekali tidak tersentuh mata pisau bubut, kubah standard, klep standard. Noken as yang kita mainkan, lift klep diangkat 22 % lebih tinggi dari bawaan yamaha, untuk membuka gerbang bahan-bakar dari porting ke dalam silinder lebih banyak. Logika pasti, MORE FLOW = MORE ENERGIE. Perubahan papasan noken as yang dibuat oleh kicky RAT ini harus diimbangi oleh pir klep vanadium, apa sih perlunya? Hanya 1 tapi ga bisa diremehkan : Mengembalikan klep tepat pada waktunya!! Menghindari resiko bertabrakan antara klep dengan piston saat TMA overlaping, apalagi di putaran tinggi, 11,000 RPM misalnya, kamu bisa bayangkan, klep bergerak membuka dan menutup 183 kali dalam 1 detik, dan telat sepersekian detik saja… PRAAAKKK!!!! JEBOL!!! Keluar duit jutaan sia-sia,,, oleh karenanya modif diatas kertas harus benar, baru diterapkan, itulah kenapa kita suka disebut sebagai Arsitek
- SPEC head 2011 : Klep besar — low kompresi
Lalu, mengatur kompresinya bagaimana? Gampang aja, kalau kondisi standard MX memiliki rasio kompresi 10,9 : 1 , berarti volume kubahnya didapat 13,63 cc. Sekarang kapasitas sudah melonjak menjadi 175 cc, kalau kubah tetap standard maka, ( 175 + 13,6 ) / 13,6 , hasilnya adalah 13,8 : 1, mati nak… siapa mau jalan-jalan dengan motor dengan kompresi mesin mendekati 14… bahan bakarnya minta bensol mulu. Cara mudah adalah mengatur deck clearance piston, dengan piston dibenamkan sedalam 2 milimeter, berarti ada extra luasan diatas piston dengan lingkaran dasar berdiamater 60mm dengan tinggi 2mm, bisa dihitung volumenya 5,65 cc, jadi volume ruang bakar bertambah menjadi 19,28 cc. Hitung ulang rasio kompresinya, ketemu 10 : 1, lhoooo… justru lebih rendah dari standard! Minum premium bisa, apalagi diisi pertamax! JOSS oktan tinggi pastinya memberi suhu ruang bakar lebih dingin. Dengan kompresi rendah gini aja kalau belum sarapan, starterannya udah agak sulit karena kapasitas mesin membengkak, apalagi pakai kompresi tinggi… hedewww…
- Powered by RAT
Penyesuaian torsi besar, magnit dan balancer tidak dibubut, kenapa? kok sepertinya ingin untung banyak tanpa main bubut… Tapi ya karena memang tidak diperlukan. Logikanya, kapasitas standard MX 135 cc, dibekali beban magnit dan balancer yang sudah dihitung oleh insinyur jepang sono. Tujuan kita ingin mereduksi beban pasti berharap untuk meningkatkan torsi dan memudahkan mesin melejit ke RPM tinggi, ya toh? Namun ketika mesin sudah melonjak 30 % lebih dari kapasitas semula, bukankah berarti kita juga sudah mereduksi beban magnit dan balancer sebanyak itu Mesin kita 175 cc, tapi beban magnit dan balancer diambil dari mesin yang lebih kecil , 135cc, kan sudah Enteeeenggg… Jadi keputusan main bubut- atau tidak, itu perlu dipikir dahulu mendalam, salah-salah bisa celaka.
- R9 muffler for jupiter mx
Kampas kopling diganti dari honda karisma, dengan pir kopling milik ninja. Siap menerima hentakan mesin yang berlebih… deruman knalpot R9 yang terpasang kini menjadi mantap saat diajak berjalan pelan, dan mengaum saat gas dipuntir habis meninggalkan jauh motor lain dengan cepat semakin menghilang bayangannya dari kaca spion… Enak ya modifikasi mesin, seru! Apalagi melihat binar mata sang empu motor setelah menerima hasil karya kita, saatnya kita bersulang dengan whisky dari skotlandia, pemberian dari sang pemilik motor sebagai tanda terimakasih! BRAVO!!!
BORE UP JUPITER MX 150ccCara mudah
meningkatkan tenaga
motor adalah dengan
melakukan bore up. Bore
up adalah sebuah istilah
untuk menggambarkan
dimana kita melakukan
penggantian piston
standard dengan piston
dengan ukuran diameter
yang jauh lebih besar,
jadi ini sungguh berbeda
dengan hanya
melakukan oversizing.
Dimana maximum
oversizing adalah 1.00
yang berarti sebuah
piston dengan ukuran
54mm misalnya, di
replace dengan oversize
kit 0.50 maka ukuran
piston baru tersebut
adalah 54.50 mm, it’s
just slightly bigger.
Sedangkan bore up
adalah benar-benar
mengganti piston
dengan ukuran jumbo
Misal piston dengan
diameter 50mm diganti
dengan 56mm, wuiikkk…
beda 6mm, kedengaran
masih sedikit, tapi ini
sangat berpengaruh
pada kapasitas mesin,
dan apapun yang kamu
lakukan dengan
pembesaran piston
selalu ber-efek pada
peningkatan rasio
kompresi yang artinya
tentu saja akan ada
sebuah power ekstra
yang diperoleh dari
modifikasi seperti ini.
Kali ini kita ingin me-
review tentang Jupiter
MX yang cukup favorit
untuk di Bore Up, apalagi
MX memiliki saudara
kandung yang sudah
150 CC dengan
kapasitas engine mirip
Hmmm… Ada dua cara
yang bisa kamu lakukan,
yaitu meng-over bore
dinding liner untuk
memaksa agar piston
vixion dapat masuk,
sedangkan cara kedua
adalah dengan membeli
Bore-Up kit untuk
Yamaha Jupiter MX
sehingga dapat
langsung diaplikasi kan
ke motor.
Seperti yang satu ini
kami lakukan adalah
membuat bore up kit,
sehingga cylinder block
original milik Jupiter MX
nantinya akan digusur
dengan Cylinder Block
baru dari motor sport
Injeksi tersebut.
Perbedaan technical
adalah letak diameter
piston Vixion sebesar 57
mm menjadikannya
sebuah amunisi mantap
untuk dijejalkan ke
dalam silinder Jupiter MX.
Tenang saja untuk
cylinder head MX masih
dapat digunakan, karena
permukaan piston V-
Ixion memiliki kubah
cekung alias menganut
tipe low-kompresi,
sehingga dapat
dipastikan motor MX
panjenengan sedaya
tasih aman-aman
mawon ngaggem bahan
bakar pertamax plus.
Nggih…
Untuk instalasi tidak
mendapatkan
kesusahan yang berarti
cukup merapikan liner
Yamaha V-Ixion agar
memiliki diameter luar
yang sama dengan
standard Jupiter MX,
setelah dibubut pun
ternyata dinding liner
pada silinder masih
memiliki ketebalan yang
cukup aman dipakai
harian. Well, ayo aplikasi!
Jangan lupa setting
ulang perlu dilakukan
untuk mendapatkan
hasil maksimal.
Nyalakan, dan Gas
Polll…!!!
BORE-UP Kit Yamaha
Jupiter MX 150 CC
Description: BORE UP MX 150CC 2015, Rating: 4.5, Reviewer: camperduk, ItemReviewed: BORE UP MX 150CC 2015